Bursa saham Asia tercatat menguat pada perdagangan hari ini meski indeks saham regionalnya melemah dalam sepekan. Bursa Asia menguat menyusul saham-saham Amerika Serikat (AS) yang menguat hingga menyentuh rekor setelah sejumlah data ekonomi AS memicu prediksi kalau bank sentral AS/ The Fed taka kan terburu-buru menaikkan suku bunganya.
Melansir data Bloomberg, Jumat (22/5/2015), indeks MSCI Asia Pasifik menguat 0,2 persen ke level 153,09 pada perdagangan pukul 9:01 waktu Tokyo. Meski dalam sepekan, bursa Asia melemah 0,1 persen(%).
Sementara itu, indeks saham Standard & Poor's 500 menguat 0,2 persen (%) pada perdagangan Kamis malam setelah klaim pengangguran AS menurun sementara data pembelian rumah secara tak terduga menurun drastis.
Indeks saham Jepang Topix menunjukkan sedikit perubahan.Indeks saham Australia S&P/ASX 200 menguat 0,2 persen(%). Bersamaan dengan itu, indeks saham Kospi Korea Selatan juga menguat 0,4persen (%).
Begitu juga dengan indeks saham Selandia Baru NZX 50 yang menguat 0,2persen(%). Sementara indeks Hang Seng Hong Kong juga menguat 0,2persen(%).
"Kami melihatadanya data yang positif dan negatef dari Amerika Serikat.Saya harap ada pesan yang kuatdari Janet Yellen. Kenaikkan suku bunga bisa naik kapan saja bahkan ketingkat yang lebih jauh," tutur Shane Oliver, Head of Investment Strategy di AMP Capital Investors Ltd.
Pembelian rumah AS secara tak terduga merosot pada April tanda pemulihan industry belum sepenuhnya terjadi. Sementara kabar baiknya, klaim pengangguran AS dalam sebulan ini menurun hingga ke level terendah dalam 15 tahun terakhir. Sedangkan hasil pertemuan The Fed pada April menunjukkan bank sentral terbesar di dunia itu tak akan menaikkan suku bunga pada Juni
Minggu, 31 Mei 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar